Lahir dengan nama Michel Eyquem de Montaigne, di Prancis tepat pada 28 Februari 1533 dan menghembuskan nafas terakhirnya pada 13 September 1592. Montaigne dikenal sebagai salah satu seorang Filsuf, Politisi dan pemikir renaissance yang paling signifikan pengaruhnya dalam masa setelah renaisance selesai dan masuk era revolusi di Prancis. Dengan memperkenalkan metode Esai sebagai genre sastra. Dimana setiap karya-karyanya terkenal karena keunikannya yang menggabungkan anekdot kasual dan otobiografi dengan wawasan intelektual serius.
Di dalam perjalanan hidupnya sendiri, Montaigne pada kenyataannya lebih dikagumi sebagai negarawan ketimbang sebagai seorang penulis. Sebab dalam masa hidupnya Montaigne pernah menduduki posisi politik sebagai Walikota di Kota Bordeaux, Prancis dan terpilih sebanyak dua kali. Akan tetapi seiring waktu, seorang Montaigne kemudian diakui sebagai penulis yang lebih baik daripada penulis lain dari zamannya, terlebih semangat keraguan yang menghibur secara bebas melalui karyanya. Semisalnya ungkapan skeptis yang bebas darinya yang paling terkenal yaitu, ‘ Apa yang saya tahu?’.
Setelah pensiun di usianya yang masih relatif muda 38 tahun dan menerjunkan diri kedalam pekerjaan berkebun yang dicintainya. Montaigne menulis bukunya yang paling terkenal yang berjudul Essais atau Pengalaman, terbit tahun 1580. setelah penerbitan dua kerja pertama pada tahun 1580 dan kemudian melakukan perjalanan mengunjungi beberapa negara di Eropa seperti, Jerman, Swiss dan Italia.
Terlebih karyanya ini juga bisa dibilang merupakan eksperimen tentang persilangan antara meditasi dan pengakuan secara pribadi karena pada saat yang sama menganalisis dirinya sendiri. serta Montaigne berusaha memahami sifat roh manusia dengan belajar memahami orang lain. Maka di satu sisi, yang dilakukan Montaigne adalah menunjukkan sikap skeptis yang kecewa pada kemanusiaan dan idenya serta kemungkinan pengetahuan. Dengan begitu Montaigne mencoba membenarkan egoisme rasional dan mengejar kebahagiaan dengan mengandalkan orang-orang Stoa. Pada waktu yang bersamaan, Montaigne juga mengkritisi skolastik dan skeptisisme katolik kontemporer dan meragukan semua kebajikan.
Terlebih dalam bukunya tersebut, para filsuf dari seluruh dunia dianggapnya selalu tunduk pada otoritas, dimana mereka mengandalkan Thomas Aquinas, Agustinus, Aristoteles dan sebagainya. Padahal otoritas ini juga bisa salah. Hal yang sama bisa terjadi kepada pendapat kita sendiri yang didalam beberapa hal itu benar, tetapi tidak bisa berfungsi sebagai otoritas untuk orang lain. Sederhananya menurut Montaigne ialah kita harus selalu memahami bahwa pengetahuan kita terbatas, sehingga tidak hanya terjebak pada otoritas masa lalu, tetapi juga pada cita-cita masa kini.
Baginya seseorang harus hidup bebas dan bermartabat seperti yang dicita-citakan, untuk bersenang-senang sehingga seseorang akan mencintai orang lain, kemudian akan menunjukkan keberaniannya, tidak ada kemarahan serta ketakutan dan penghinaan. Demikianlah upaya mengenal seorang tokoh renaisance dan sekaligus revolusi Prancis. Terimakasih
Sumber https://www.atomenulis.com/